Meski besok hari Senin lagi, setidaknya hari Ahad 19 Maret 2023 ini bisa dipakai untuk melepas penat seharian. Sudahlah pagi, tidak terik, hari yang cocok untuk bersantai-santai di kasur kesayangan. Namun, perlu lebih dari sekadar akhir minggu untuk menghentikan para pemuda pejuang surga yang giat menuntut ilmu.
Hari ini, dua tahun setelah podcast perdana, Teman Surga mengadakan perayaan podcast kedua dengan judul Milad Podcast 2nd Teman Surga: Influence to Jannah. Bertempat di Bubulak Tepi Sawah dan dunia maya yang ditonton lima titik studio: Bogor (studio pusat), Makassar, Malang, Bandung, dan Palembang.
Selain di studio 5 daerah tadi, mereka para remaja di berbagai kota di seluruh Indonesia (Medan, Pekanbaru, Pangkalpinang, Serang, Tangeran,g, Bandung, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Karawang, Yogyakarta,Purwokerto, Semarang,Solo, Blora, Surabaya, Pasuruan, Banjarmasin, Kendari, Palu, Sorong, dan kota2 lainnya juga berkumpul untuk nonton bareng milad podcast ini. Nggak kalah serunya!
Bersama duo MC, Kak Daus dan Kak Nazhim, peserta tiap studio disapa dengan salam yang khas: bertanya kabar juga slogan Teman Surga.
“Apa kabar antum semua hari ini?”
“Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar, yes!!!” sambut peserta.
“Teman Surga…”
“Main bareng, ngaji bareng, ke surga bareng!” Bismillah, Milad Podcast 2nd Teman Surga: Influence to Jannah siap diselenggarakan!
Tiap influencer Teman Surga: Kak Zidny, Kak Ihsan, Kak Alif, dan Kang Saefurohim, dipanggil duo MC ke atas panggung studio Bogor dengan iringan musik DJ Terompet. Cukup untuk menyegarkan peserta, sesuai dengan tren musik media sosial kekinian.
Tema pertama membahas tentang Konten; Prestasi vs Sensasi. Didampingi oleh host Kak Ma’arif dan Kak Habibi, narasumber dari studio Makassar mengisi materi tema pertama. Sebagai seorang dan jama’ah muslim, kita tidak boleh membuat konten-konten yang buruk karena tidak ada manfaatnya, dunia maupun akhirat.
“Temen-temen, hape yang temen-temen miliki ini akan dimintai pertanggungjawabannya. Apakah digunakan untuk hal-hal yang baik atau tidak. Kita butuh pemahaman, butuh ilmu, makanya ngaji,” begitu kira-kira penjelasan Kak Ishaq dari Makassar, “Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya kebahagiaan yang sesungguhnya adalah menghabiskan waktu kehidupan kita dalam ketaatan pada Allah SWT.”
“Kalau senapan api bisa menembus satu orang, satu postingan media sosial bisa menembus jutaan orang,” sambung Kak Heri, masih dari Makassar, “maka, dengan media sosial ini, kita harus menjadi pemberi pengaruh kebaikan. Mengajak masyarakat kepada Allah layaknya para nabi, rasul, dan generasi pendakwah muslim hingga saat ini.” Wes, mantap!
Sebagai selingan antaracara, ada penampilan musik oleh Kang Aldirio di Bogor. Membawakan lagu Ayat-Ayat Cinta dan Sahabat Kecil bersama gitarnya, Kang Aldirio berhasil mengambil hati para peserta. Tak lupa, duo MC senantiasa bertanya kabar dan mengulang slogan Teman Surga untuk menyegarkan para peserta.
Tema selanjutnya diisi dari studio Malang bersama Kak Moga sebagai host. Gen Z sebagai generasi masa kini harus bisa memberikan konten dakwah di tengah gejolak media sosial masa kini.
Kak Anshori sebagai narasumber dari Malang mulai membawakan materi, “Gimana kita mau mendakwahkan Islam kalau kita sendiri tidak menikmatinya? Skill konten dakwah kita harus diperhatikan, lisannya juga. Solusinya, yuk ngaji. Setuju? Semua dimulai dari belajar.”
“Soal istiqomah, istiqomah itu adalah ketika hal yang sudah berjalan rutin, kontinu, jika tiba-tiba berhenti, kita masih bisa melanjutkannya lagi,” Kak Anshori membahas bagaimana caranya agar istiqomah, konsisten berdakwah di media sosial, “harus ada motivasi diri yang kuat dalam berdakwah di media sosial.”
Tema ketiga diisi oleh pemateri dari studio pusat, Bogor. Kang Saefurohim membahas krisis identitas generasi muslim saat ini. “Di luar sana banyak muslim yang belum tersadarkan dengan aturan Islam yang mengatur kehidupan kita. Jadi, kita harus semangat menyebar dan membuat banyak konten dakwah agar dapat menyadarkan banyak kaum muslim saat ini,” jelas beliau.
Pemateri berikutnya, masih di Bogor, ada Kak Ihsan. “Nikmat Islam yang kita rasakan saat ini, yang memersatukan kita dengan temen-temen muslim di sebelah kita, adalah hasil perjuangan para pemuda yang membawa risalah Rasulullah SAW dengan dakwah,” jelas Kak Ihsan. “Sayangnya, banyak temen-temen kita di luar sana yang belum merasakan nikmat Islam ini.”
Kak Ihsan kemudian memutar potongan lagu dan murottal kepada penonton. Kebanyakan penonton lebih mudah menebak potongan lagu ketimbang potongan murottal yang diputar. Ini adalah sedikit contoh di mana generasi muslim saat ini lebih terpengaruh budaya kurang baik ketimbang yang diharuskan. Astaghfirullah…
Influencer Teman Surga bertambah oleh Kak Afiq, Kak Sahar, serta Kang Ageng. Sama seperti kedatangan influencer sebelumnya, ada iringan musik DJ Terompet-nya. Beuh.
Kak Zidny memberi penyampaian terkait literasi yang termasuk unsur seni sehingga maknanya tidak terbatasi aturan baku, bahkan maknanya bisa dibuat agar tidak langsung menyakiti hati orang lain. Yang namanya literasi, tulis menulis, definisinya memang subjektif dan bebas diimajinasikan. Cocok untuk temen-temen pendakwah yang masih malu berbicara di depan banyak orang.
Kak Afiq menggambarkan pahala dakwah seperti rangkaian tali karet: makin banyak, makin bagus. Jika ada ulama yang bisa mengislamkan satu juta orang, maka guru ulama tersebut mendapat pahala satu juta dan satu orang karena telah mengajari ulama yang mengislamkan satu juta orang.
Kak Fatih Alif menyampaikan kewajiban dakwah bagi para pemuda muslim. Kita harus menggali potensi dakwah kita masing-masing. Mau itu video, desain, menulis, berbicara, fotografi, dan lain sebagainya. Kalaupun lingkungannya adalah asrama yang serba terbatas dari gadget, paling tidak kita harus focus belajar dan memperdalam ilmu terlebih dulu.
Kak Sahar menyemangati peserta untuk percaya diri dalam berdakwah. Kita hamba Allah, punya Allah yang Maha Kuat sehingga tidak pantas takut pada makhluk lemah. Apalagi jika kita harus menyampaikan jalan kebenaran yang akan dibalas surga seluas langit dan bumi-Nya. Jangan malu, ragu, dan enggan dalam dakwah!
Kang Ageng menambahkan bahwa memang sudah kodratnya ada yang tidak menyukai dakwah kita. Dakwah adalah kebaikan, jalan menuju kebenaran sehingga kita harus berani, gaskeun dakwah pada orang lain. Jangan insecure pada tanggapan negatif masyarakat. Sebagai penyemangat, Kang Ageng juga sempat membagikan beberapa Doorprize pada para peserta yang dapat menjawab pertanyaan beliau.
Tema terakhir dibawakan oleh studio dari Bandung dengan Kak Fauzan sebagai host-nya. Kak Fauzan sempat bercerita secuil pengalaman dakwahnya pada peserta. “Jadi memang, berdakwah itu mudah. Banyak media, cara untuk mengekspresikan dakwah kita,” Kak Fauzan mulai bercerita, “Segala sesuatu itu perlu alasan, why, kenapa kita harus berdakwah. Dakwah itu jangan pas dikasih tugas terus upload di IG aja. Kita harus tau alasan kita berdakwah.”
“Hidup itu sebuah perjalanan. In the end, we will die. Pada akhirnya kita akan menemui ajal. Makanya Barat membuat konsep YOLO: you only live once. Mereka ngabisin hidupnya buat bersenang-senang aja. Bisa nggak kita balik konsep itu dengan pandangan islam untuk memanfaatkan hidup sebaik mungkin?” jelas Kak Fauzan panjang lebar. Bismillah, minimal setelah ini sudah ada dorongan kecil untuk berdakwah.
“Sebenarnya temen-temen sendiri punya potensi dakwah, tapi sayangnya terlena kehidupan fana. Mulailah kenali diri, mulai jadikan lingkungan kalian untuk berdakwah. Mulai dari hal yang kecil,” tambah Kak Fauzan.
Berikutnya, ada sesi tanya jawab antara influencer dengan para peserta. Sebelum pembacaan doa, ada sedikit pemberian kesimpulan dari tiap influencer.
“Potensi yang temen-temen miliki bisa digunakan untuk berdakwah. Dakwah itu harus dipaksakan, diamalkan, jangan lupa semangat!”
“Jangan sampai hidup kita di dunia bahagia, tapi di akhirat malah tidak bahagia.”
“Sudah sepantasnya kita makin dekat dengan Allah dan semoga lebih baik lagi di masa depan,” aamiin…
“Sama-sama kita berjuang bersama, jangan mager, dan yang paling pasti, Islam akan menang jika pemudanya bergerak.” Allahu Akbar!
Jumpa lagi di pertemuan Teman Surga berikutnya![]